Bestari Rimba, Forest Explorer dan Citizen Science untuk Generasi Muda. (Sumber: Kemenhut)
Jawa Barat, The Indonesian Time - Sebanyak 81 (delapan puluh satu) siswa/i SMA/SMK dan mahasiswa dari berbagai sekolah serta perguruan tinggi di Majalengka mengikuti kegiatan Belajar Lestari dari Rimbawan atau Bestari Rimba dengan tema "Forest Explorer – Citizen Science untuk Generasi Muda" di KHDTK Sawala Mandapa, Majalengka, Jawa Barat (24/09/2025). Kegiatan ini digagas oleh Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri) yang bekerja sama dengan Balai P2SDM Wilayah IV Kadipaten.
Kepala Pusgenri, Luckmi Purwandari menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini, generasi muda tidak hanya diperkenalkan pada nilai penting hutan, tetapi juga dilibatkan langsung dalam proses citizen science atau ilmu pengetahuan partisipatif. Mereka diajak menjadi masyarakat peneliti dengan mengamati, mencatat, dan melaporkan kondisi hutan secara sederhana.
“Melalui pendekatan citizen science, adik-adik tidak hanya diajak untuk mencintai alam, tetapi juga diberikan kesempatan berharga untuk berperan sebagai peneliti hutan muda. Inilah modal utama dalam melahirkan para forest guardian atau penjaga hutan yang berdedikasi di masa depan,” ujar Luckmi Purwandari.
Dalam sesi edukasi bertema Citizen Science: Peran Generasi Muda dalam Menjaga Hutan dan Mendukung FOLU Net Sink 2030, Kepala Seksi Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Halu Oleo menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam ilmu pengetahuan bukanlah hal baru, namun kini semakin penting untuk menjawab tantangan zaman.
“Citizen science memberi ruang bagi siapa saja untuk terlibat dalam pengamatan flora, fauna, kualitas lingkungan, hingga ekologi hutan di sekitar mereka. Dari pengamatan sederhana inilah lahir data yang berharga untuk kebijakan pelestarian alam,” ujarnya.
Usai sesi edukasi, peserta dibagi ke dalam 7 (tujuh) kelompok untuk berkeliling ke empat pos tematik Forest Explorer dengan pendekatan learning by doing. Pada pos 1 Biodiversity Treasure Hunt, peserta diajak mengenal dan mencatat temuan keragaman flora dan fauna di KHDTK Sawala Mandapa. Pada pos 2 Eco-Services in Action, peserta melakukan simulasi peran hutan dalam siklus air, jasa lingkungan, serta kaitannya dengan hutan sebagai carbon sink. Pada pos 3 Forest Healers, peserta melakukan praktik pembibitan, mempelajari perbedaan rehabilitasi dan restorasi hutan, serta peran generasi muda dalam pemulihan hutan. Pada pos terakhir Citizen Science Challenge – peserta diajak mengenali jenis pohon dengan identifikasi morfologi.
Bestari Rimba tidak hanya menjadi ruang belajar interaktif, tetapi juga wadah menumbuhkan jiwa generasi muda sebagai pelestari hutan. Dengan pengalaman langsung di lapangan, wawasan dari para rimbawan, serta semangat citizen science, para peserta diharapkan dapat membawa pulang inspirasi dan mengubahnya menjadi aksi nyata di lingkungan masing-masing. Kegiatan ini menunjukkan bahwa melestarikan hutan bukanlah tanggung jawab segelintir orang, melainkan gerakan bersama yang dimulai dari langkah kecil anak-anak muda hari ini.***