Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kesepakatan Strategis dengan Uni Eropa dan Kanada Buka Peluang Signifikan Bagi Peningkatan Pariwisata, Investasi, dan Kerja Sama Bisnis

Sabtu, 04 Oktober 2025 | Oktober 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-04T12:56:35Z
Kesepakatan Strategis dengan Uni Eropa dan Kanada Buka Peluang Signifikan Bagi Peningkatan Pariwisata, Investasi, dan Kerja Sama Bisnis. (Sumber: Kemenko)

Jakarta, The Indonesian Time - Penandatanganan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA) yang telah dilakukan Pemerintah beberapa saat terakhir diyakini akan membuka peluang signifikan bagi berbagai sektor penting, salah satunya yakni peningkatan sektor pariwisata.

Berkaitan dengan potensi peningkatan sektor pariwisata tersebut, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah sekaligus Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menyampaikan bahwa perjanjian strategis tersebut diyakini akan memberikan dorongan berantai bagi perekonomian nasional, dengan meningkatnya transaksi perdagangan barang dan jasa dan tumbuhnya peluang bisnis dan investasi.

Kemudahan akses pasar dan arus investasi yang lebih besar dari Eropa dan Kanada tersebut secara simultan juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara karena maraknya kunjungan bisnis dan perdagangan, sehingga diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi pariwisata unggulan di kawasan.

“Kedua kesepakatan ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama ekonomi, tetapi juga akan membuka jalan yang semakin luas bagi pengembangan sektor pariwisata Indonesia. Tentu akan membawa dampak positif tidak hanya pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga akan mendorong investasi dan peluang usaha baru,” ungkap Sahli Haryo.

Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Budi Ardiansjah sebagai perwakilan asosiasi menilai bahwa berbagai kemudahan yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut, termasuk pemberlakuan Visa Cascade oleh Uni Eropa yang memungkinkan pemegang Visa Schengen yang telah memperoleh izin sebelumnya untuk mendapatkan masa berlaku hingga lima tahun, akan memudahkan perjalanan wisata maupun bisnis ke Eropa.

Kemudahan akses tersebut bukan hanya akan meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata, tetapi juga akan mendorong tumbuhnya aktivitas bisnis lintas negara. Dengan semakin terbukanya peluang perjalanan, pelaku usaha Indonesia dapat lebih leluasa menjalin jejaring, melakukan pertemuan bisnis, serta membuka potensi kerja sama baru dengan mitra di Eropa.

Selanjutnya, Sekjen ASITA Budi juga berharap kemudahan serupa dapat diperoleh dari Kanada sehingga dapat meningkatkan kunjungan kedua negara. Selain itu, penting untuk menekankan asas resiprokal agar kemudahan yang diberikan Indonesia kepada mitra dagang utama dapat diimbangi dengan kebijakan serupa. Penerapan asas resiprokal tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia, baik untuk tujuan wisata, bisnis, maupun investasi.

“Dengan demikian saya percaya bahwa berangkat dari pariwisata kemudian akan dicipta hal-hal lain yang besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan investasi itu masuk setelah investor melakukan perjalanan wisata dulu. Biasanya mereka masuk, mereka terpukau oleh keindahan Indonesia, dan menyadari ada peluang di Indonesia, baru mereka investasi,” jelas Sekjen ASITA Budi.

Lebih lanjut, efektivitas implementasi kedua kesepakatan tersebut tidak hanya ditentukan oleh kebijakan Pemerintah, namun juga melalui kolaborasi erat dengan pelaku usaha pariwisata Indonesia, serta mitra usaha di Eropa dan Kanada. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu memperluas jejaring, memperkuat promosi, serta menghadirkan peluang investasi baru di berbagai destinasi wisata Indonesia. Dengan demikian, manfaat IEU–CEPA dan ICA–CEPA dapat dirasakan secara optimal dan dapat langsung menyasar pelaku usaha pariwisata di Indonesia.

“Kita berharap kita lebih banyak dilibatkan. Terutama nantinya ada semacam pertemuan antara para pelaku usaha pariwisata yang ada di negara-negara seperti negara kita. Ini harus dipertemukan. Jadi bisa melalui tabletop atau business matching dan sebanyak-banyak yang bisa dilakukan. Jadi itu salah satu cara mendekatkan antara kita sebutnya itu business to business. Jadi business to business harus dilakukan supaya peluang-peluang yang sudah dibuka tadi itu bisa langsung terasa,” pungkas jelas Sekjen ASITA Budi.***
×
Berita Terbaru Update